Beda Jauh Soekarno dengan SBY dalam Kelola SDA
Denpasar--Sejarawan
LIPI, Asvi Warman Adam mengungkapkan perbedaan mendasar antara Presiden
SBY dengan Presiden Soekarno dalam mengelola sumber daya alam (SDA).
Menurut Asvi, Bung Karno kala itu sangat tegas dan berani dalam
menyampaikan sikapnya terhadap segala gempuran investor asing yang ingin
mengeruk kekayaan alam Indonesia.
Asvi menceritakan bahwa
sebelum tahun 1965, ada konsultan asing dari Amerika yang sudah membawa
proposal yang berencana untuk melakukan penambangan di Papua. Namun Bung
Karno kala itu hanya senyum-senyum sehingga konsultan asing akhirnya
bertanya-tanya.
"Apakah Bapak setuju, kok keliatannya
senyum-senyum saja. Bung Karno menjawab ya saya setuju tapi dua generasi
yang akan datang," tutur Asvi usai seminar nasional Revitalisasi dan
Reaktualisasi Pemikiran dan Tindakan Bung Karno di Era Kekinian yang
digelar Banteng Muda Indonesia (BMI) Bali, di Wantilan DPRD Bali, Jumat (
29/6/2012).
Menurut Asvi, Bung Karno kalau itu mau Indonesia
harus siap terlebih dulu sebelum diserahkan ke investastor asing untuk
menggali yang ada di bumi Indonesia. Karena jika tidak begitu hal itu
bagi Bung Karno akan diatur oleh investor asing, bahkan dipermainkan
oleh mereka. Keteguhan sikap Bung Karno itu bagi Asvi terbukti ketika ia
turun dari tampuk kekuasaannya dimana tidak ada kekayaan alam Indonesia
yang dijual kepada negara asing seperti sekarang ini.
Bagi
asvi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama ini selalu menyatakan
akan melakukan negosiasi ulang terhadap SDA kita yang dikuasai oleh
asing seperti Freeport. SBY selalu menyampaikan akan renegosiasi kontrak
dengan Freeport namun hingga kini tidak dilakukan SBY sehingga hanya
sebatas diomongkan semata.
"Itu artinya tidak sesuai dengan
Pancasila, tidak sesuai dengan Pasal 33 UUD 1945. Kekayaan alam kita
dulunya masih perawan, belum ada yang tersentuh. Namun kenyatannya
sekarang banyak sekali kekayaan alam kita yang dikuras oleh asing yang
merugikan bangsa kita," tegas Asvi.
Menurut Asvi, untuk
mengembalikan kedaulatan bangsa dalam pengelolaan SDA, maka banyak UU
yang perlu ditinjau ulang dan di bersihkan dari unsur-unsur yang
bersifat pengerukan kekayaan alam secara tidak adil. Asvi juga
menyampaikan bahwa banyak hal yang harus di lakukan Bangsa Indonesia ini
untuk mencapai apa yang diidamkan oleh Soekarno yakni masyarakat adil
dan makmur yang hingga kini belum terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar