Selasa, 18 Desember 2012

THE BILLIONAIRE

True Story: The Billionaire
Film The Billionaire diangkat dari kisah nyata seorang pengusaha muda bernama Top Ittipat. Saat film ini beredar, Ittipat berusia 26 tahun. Siapa yang menyangka bahwa Ittipat adalah seorang pecandu game online sa
Foto: True Story: The Billionaire
Film The Billionaire diangkat dari kisah nyata seorang pengusaha muda bernama Top Ittipat. Saat film ini beredar, Ittipat berusia 26 tahun. Siapa yang menyangka bahwa Ittipat adalah seorang pecandu game online saat dia berusia 16 tahun?
Saat gurunya sedang menjelaskan pelajaran, Ittipat sibuk bermain game online. Jumlah komputer di kamarnya lebih dari 3, dan semuanya dipergunakan untuk main game online. Saat ia berusia 17 tahun, ia berhenti sekolah dan menjadi penjaja kacang, dibantu oleh pamannya yang sudah separuh baya. Usahanya tidak begitu lancar, ada saja masalah yang menghampiri usaha anak muda tersebut. Orangtuanya pun khawatir dengan masa depan anak bungsunya tersebut.
Saat ia berusia 18 tahun, keluarganya bangkrut dan meninggalkan hutang sebesar 40 juta baht. Papa dan mamanya memutuskan untuk meninggalkan Thailand, tetapi Ittipat meminta untuk tetap tinggal.
Saat berusia 19 tahun, Ittipat berhasil menciptakan camilan rumput laut goreng “Tao Kae Noi” (Pengusaha Muda) yang saat ini dijual di 3.000 cabang 7-Eleven (mini market) di Thailand. Tapi tidak semudah itu ia mencapai kesuksesan! Ia menghabiskan beratus-ratus ribu baht untuk menciptakan cemilan ini, hingga suatu hari pamannya terjatuh dan masuk RS, dan dari musibah itulah, ia mendapat titik cerah untuk menciptakan camilan rumput laut goreng.
Awalnya ia menjual produknya di counter di pusat perbelanjaan. Lalu ia mencoba untuk menawarkan produknya ke 7-Eleven. Kunjungan demi kunjungan ia ditolak karena kemasan, harga, dan lain sebagainya. Dengan tekad yang pantang menyerah, ia mengubah desain kemasan dengan bantuan seorang designer. Ia dengan semangat kembali ke 7-Eleven, tetapi penantiannya tidak mendapat respon. Lalu, ia memberikan sample produknya kepada satpam penjaga di sana. Dan ternyata produknya diambil oleh beberapa karyawan di gedung itu.
Di saat ia merasa ingin putus asa, tiba-tiba ia di hubungi oleh pihak 7-Eleven karena produknya diterima. Tetapi, ia harus mempunyai sebuah pabrik. Selama ini ia menggoreng rumput lautnya hanya di sebuah dapur kecil bersama Pamannya. Lalu ia teringat keluarganya masih mempunyai sebuah kantor kecil. Maka ia merenovasi kantor tersebut menjadi sebuah pabrik agar ia bisa lolos kualifikasi.
Pada akhirnya, kerja keras dan semangatnya berbuah hasil. Setelah 2 tahun, ia berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah yang selama ini mereka tinggali bersama kedua orangtuanya.
Kisah nyata yang sungguh memberikan inspirasi, dan semoga juga memberikan inspirasi kepada semua pembaca. Perjalanan dia menuju sebuah kesuksesan penuh dengan masalah hinggal ia terjatuh berkali-kali, mengalami musibah bertubi-tubi, hingga ia harus berpisah dengan orangtuanya. Semua yang dialami, tidaklah mudah untuk dilewati. Tetapi, disaat ia berhasil melewati itu semua, ia menuai hasil dari kerja kerasnya, bahkan berlipat-lipat ganda. Luar biasa!
Silahkan LIKE dan SHARE ke teman-teman kita yaa...

Building a Better Future Together.
Stefanus Sandy MM (ivan)
Support by: http://www.top888.biz/
http://www.top888.in/
http://www.top888.us/at dia berusia 16 tahun?
Saat gurunya sedang menjelaskan pelajaran, Ittipat sibuk bermain game online. Jumlah komputer di kamarnya lebih dari 3, dan semuanya dipergunakan untuk main game online. Saat ia berusia 17 tahun, ia berhenti sekolah dan menjadi penjaja kacang, dibantu oleh pamannya yang sudah separuh baya. Usahanya tidak begitu lancar, ada saja masalah yang menghampiri usaha anak muda tersebut. Orangtuanya pun khawatir dengan masa depan anak bungsunya tersebut.
Saat ia berusia 18 tahun, keluarganya bangkrut dan meninggalkan hutang sebesar 40 juta baht. Papa dan mamanya memutuskan untuk meninggalkan Thailand, tetapi Ittipat meminta untuk tetap tinggal.

Belajar mengendalikan amarah

Stefanus Sandy,.MM (IVAN)

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
Foto: Belajar mengendalikan amarah

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
kesabarannya atau berselisih paham dengan orang
lain.

Hari pertama dia memaku 71 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan diri daripada
memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi
memaku sebatang paku pun dan dengan gembira
disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya
kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku
dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan
diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa
menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua
paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan berkata :
Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba
lihat betapa banyak lubang yang ada dipagar.
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.Kalau
kamu berselisih paham atau menyakiti orang lain,
hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada
pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung
orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan
meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal, lukanya tetap akan
tertinggal.

Luka melalui ucapan/tingkah laku sama perihnya
seperti luka fisik.
Kawan adalah perhiasan yang langka (apalagi
yang lebih dari itu). Mereka membuatmu tertawa
dan memberimu semangat. Mereka bersedia
mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka
menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah
kepada teman- temanmu betapa kau menyukai
mereka. Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu
kepada siapa kamu dapat mempercayakan
rahasia. (Alessandro Manzoni) Silahkan LIKE and SHARE buat teman-teman kita..

Building a Better Future Together.
Stefanus Sandy SE ,MM (Ivan)
http://www.top888.biz/
http://www.top888.in/
http://www.top888.us/ kesabarannya atau berselisih paham dengan orang
lain.

Hari pertama dia memaku 71 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan