Ternyata…hal ini ada dalilnya. Bukan isapan jempol semata!
Saya kutipkan beberapa dalil yang berkaitan dengan masalah ini, mudah-mudahan bisa menjadi cermin buat diri-diri kita, bahwa maksiat yang kita jalankan, akan menimbulkan murkaNya.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan apa saja musibah yang menimpa
kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri (dosa-dosamu),
dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS.
Asy Syuraa: 30)
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah rahimahullah mengatakan,
“Di antara akibat dari berbuat dosa
adalah menghilangkan nikmat dan akibat dosa adalah mendatangkan bencana
(musibah). Oleh karena itu, hilangnya suatu nikmat dari seorang hamba
adalah karena dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah juga
disebabkan oleh dosa.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Tidaklah musibah tersebut turun
melainkan karena dosa. Oleh karena itu, tidaklah bisa musibah tersebut
hilang melainkan dengan taubat.” (Al Jawabul Kaafi, hal. 87)
Dalil berikutnya, adalah hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam berikut ini:
Artinya : Hai orang-orang Muhajirin, lima perkara; jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allah agar kamu tidak mendapatinya.
- Perbuatan keji (seperti: bakhil,
zina, minum khamr, judi, merampok dan lainnya) tidaklah dilakukan pada
suatu masyarakat dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar wabah
penyakit tha’un dan penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada
orang-orang dahulu yang telah lewat.
- Orang-orang tidak mengurangi
takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan paceklik,
kehidupan susah, dan kezholiman pemerintah.
- Orang-orang tidak menahan zakat
hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari
mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi
hujan.
- Orang-orang tidak membatalkan
perjanjian Allah dan perjanjian Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan
musuh dari selain mereka (orang-orang kafir) menguasai mereka dan
merampas sebagian yang ada di tangan mereka.
- Dan selama pemimpin-pemimpin
(negara, masyarakat) tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan
memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan, kecuali Allah menjadikan
permusuhan di antara mereka”.
[HR Ibnu Majah no. 4019, al Bazzar, al
Baihaqi; dari Ibnu 'Umar. Dishohihkan oleh Syaikh al Albani dalam
ash-Shohihah no. 106, Shohih at-Targhib wat-Tarhib no. 764, Maktabah al
Ma’arif]
Sekarang, berapa banyak maksiat yang tersebar luas di negeri yang mayoritasnya kaum muslimin ini? Banyak, ataukah sedikit?Dari sini, kita bisa mengevaluasi, apa yang perlu kita lakukan untuk menanggulangi bencana dan musibah, yang seolah-olah terus menerus menerpa kita.
Pembenahan dalam arti fisik (misalnya, pembuatan kanal banjir, pelarangan penebangan pohon sembarangan, dan lainnya), perlu dilakukan. Namun, pembenahan akidah dan amaliah kita, kaum muslimin, tak kalah perannya didalam menghindarkan negeri ini, dari musibah berkepanjangan, seperti yang kita alami akhir-akhir ini.
Nas’alullah assalamah wal ‘afiyat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar