Selasa, 18 Desember 2012

Belajar mengendalikan amarah

Stefanus Sandy,.MM (IVAN)

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
Foto: Belajar mengendalikan amarah

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk.
Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan
menyuruh memaku satu batang paku di pagar
pekarangan setiap kali dia kehilangan
kesabarannya atau berselisih paham dengan orang
lain.

Hari pertama dia memaku 71 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan diri daripada
memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi
memaku sebatang paku pun dan dengan gembira
disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya
kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku
dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan
diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa
menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua
paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan berkata :
Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba
lihat betapa banyak lubang yang ada dipagar.
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.Kalau
kamu berselisih paham atau menyakiti orang lain,
hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada
pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung
orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan
meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal, lukanya tetap akan
tertinggal.

Luka melalui ucapan/tingkah laku sama perihnya
seperti luka fisik.
Kawan adalah perhiasan yang langka (apalagi
yang lebih dari itu). Mereka membuatmu tertawa
dan memberimu semangat. Mereka bersedia
mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka
menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah
kepada teman- temanmu betapa kau menyukai
mereka. Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu
kepada siapa kamu dapat mempercayakan
rahasia. (Alessandro Manzoni) Silahkan LIKE and SHARE buat teman-teman kita..

Building a Better Future Together.
Stefanus Sandy SE ,MM (Ivan)
http://www.top888.biz/
http://www.top888.in/
http://www.top888.us/ kesabarannya atau berselisih paham dengan orang
lain.

Hari pertama dia memaku 71 batang di pagar.
Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk
menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya
berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan
bahwa lebih gampang menahan diri daripada
memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi
memaku sebatang paku pun dan dengan gembira
disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya
kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku
dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan
diri/bersabar.
Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa
menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua
paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah
membawa anaknya ke pagar dan berkata :
Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba
lihat betapa banyak lubang yang ada dipagar.
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula.Kalau
kamu berselisih paham atau menyakiti orang lain,
hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada
pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung
orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan
meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau
meminta maaf/menyesal, lukanya tetap akan
tertinggal.

Luka melalui ucapan/tingkah laku sama perihnya
seperti luka fisik.
Kawan adalah perhiasan yang langka (apalagi
yang lebih dari itu). Mereka membuatmu tertawa
dan memberimu semangat. Mereka bersedia
mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka
menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah
kepada teman- temanmu betapa kau menyukai
mereka. Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu
kepada siapa kamu dapat mempercayakan
rahasia. (Alessandro Manzoni)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar